Senin, 11 Juli 2011

Belajar Abjad Korea ( 한글 ==> Hangeul )


Mari Mari Belajar Bahasa Korea Bersama ONB!


MEI 1, 2010 OLEH MASTER03 23 KOMENTAR
Tahapan pertama dalam belajar bahasa korea adalah hafal dan mengerti huruf abjad korea atau yang lebih di kenal dengan hangeul ( 한글 ), kemudian di ikuti cara menulis dan membacanya. Berikut huruf abjad korea yang harus kita hafal :
Konsonan :
§    ==> G
§    ==> N
§    ==> D
§    ==>  R
§    ==>  M
§    ==>  B
§    ==>  S
§    ==>  NG
§    ==> J
§    ==> CH
§    ==> Q
§    ==> TH
§    ==> PH
§    ==> H
§    ==> K
§    ==> T
§    ==> P
§    ==> SS
§    ==> C
Catatan : Untuk konsonan , , , , dan bila terletak pada awal kata akan di baca double ( , , , , dan )
Vokal :
§     ==> A      : Anak
§     ==> YA   : Ya
§     ==> Oe    : Order, Cowok
§     ==> Yoe : Yogyakarta
§     ==> O       : Go
§     ==> Yo   : Loyo
§     ==> U      : Untuk
§     ==> YU   : Sayur
§     ==> EU    : Enyah
§     ==> I        : Indah
§     ==> AE    : Elok
§     ==> YAE
§     ==> E       : Enak
§     ==> YE
§     ==> OI ==> WE ( merupakan gabungan vokal dan )
§     ==> OA ==> WA ( merupakan gabungan vokal dan )
§     ==> OAE ==> WAE ( merupakan gabungan vokal dan )
§     ==> UOE ==> WOE ( merupakan gabungan vokal dan )
§     ==>UE ==> WE ( merupakan gabungan vokal dan )
§     ==> UI ==> WI ( merupakan gabungan vokal dan )
§     ==> EUI ( merupakan gabungan vokal dan )
Untuk lebih mudah menghafal abjad korea dan pegucapannya, hendaknya kita memfokuskan pada huruf tunggal terlebih dahulu, baru di ikuti huruf ganda ( gabungan ). Pada pengucapan huruf ganda terbentuk berdasarkan bunyi huruf dasar yang melekat di dalamnya, contoh : ==> oa ( wa ) kita harus terlebih dahulu tahu dan mengerti huruf   dan , bunyi yang di hasilkan tinggal mengikuti perpaduan bunyi dari keduanya.
Contoh lain pada vokal ganda: ==> a, akan berbunyi ” Ya ” setelah ada tambahan garis “- ” ( ) yang mengarah ke kanan, jadi garis tambahan tersebt bisa di artikan ” Y ” pada vokal. contoh pada vokal ==> o, akan berbunyi ” Yo ” setelah di tambahkan garis yang mengarah ke atas ( ). Dapat di simpulkan bahwa garis tambahan pada vokal berati ” Y “. Sekali lagi kesimpulan cara awal menghafal huruf abjad korea, terletak pada huruf tunggal, baik sebagai konsonan ataupun vokal.


Penyakit Cacing Pada Anak

Ok! Sekarng kita akan membahas penyakit Yaaa.. setelah sekian lama tidak pernah menulis tentang kesehatan tapi sekarang akhirnya nulis juga, hehehehe.. Penyakit yang akan dibahas kali ini adalah Penyakit cacingan Silakan dipelajari! :p
Penyakit yang sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gagguan yan ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.
Apa Saja Akibat Kecacingan pada Seorang Anak ?
Banyak hal yang dapat terjadi jika seorang anak menderita kecacingan, apalagi kecacingan menahun yang tidak tertangani dengan baik, antara lain:
• Penurunan fungsi kognitif (kecerdasan)
• Kurang darah
• Diare menahun dengan atau tanpa tinja berdarah
• Gatal-gatal di sekitar anus
• Radang paru-paru ( sindroma Loeffler )
• Malnutrisi ( kurang gizi )
• Biduran
• Gangguan pertumbuhan
• Radang usus buntu
• Sumbatan usus
• Nyeri perut
Beberapa kasus akibat sering terjadinya re-infeksi cacing dan bila kasusnya terjadi terlalu lama dan tidak segera diobati, dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:
1. Akibat Cacing Gelang
Gambar berikut ini terjadi akibat terjadinya re-infeksi cacing gelang. Si penderita terus menerus terinfeksi cacing gelang sehingga jumlah cacing gelang yang ada didalam usus meningkat sehingga terjadi penyumbatan usus.
2. Akibat Cacing Cambuk
Gambar dibawah terjadi karena akibat infeksi cacing yang lama dan tidak diobati. Hal ini menyebabkan keluarnya jaringan anus
Tentu saja tidak semua akibat di atas dapat terjadi pada semua penderita kecacingan, yang paling sering ditemukan adalah kurang darah ( anemia )
Anemia merupakan suatu penyakit kurang darah, yang dapat mendatangkan berbagai macam gejala, misalnya pucat, lesu, lemas, tidak bergairah, kurang tenaga, dan kurang nafsu makan. Pada jangka panjang seorang anak yang menderita anemia akan terpengaruh kecerdasan dan prestasi belajarnya, akibat kurangnya konsentrasi dan daya ingat anak. Selain itu penurunan fungsi kecerdasan diduga juga secara langsung diakibatkan dilepaskannya zat yang disebut sitokin akibat peradangan usus dan juga zat yang dilepaskan oleh cacing. Tentu kita tidak menghendaki generasi muda kita terganggu intelegensianya dan juga pertumbuhan badannya.
Berdasarkan artikel di Kompas tanggal 12 April 2002 lalu, Data dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa tingkat kejadian infeksi cacing pada anak-anak SD di Indonesia mencapai 80%. Kondisi ini dapat terjadi dimana saja baik di kota maupun di desa. Mengapa angka kejadian ini cukup tinggi? Angka kejadian infeksi cacing yang tinggi di Indonesia ternyata tidak lepas dari keadaan di Indonesia yang beriklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi, serta tanah yang subur, yang merupakan lingkungan yang sangat optimal bagi kehidupan cacing. Selain itu, juga karena rendahnya standar kebersihan lingkungan dan kebersihan diri serta minimnya tingkat ketidaktahuan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya kecacingan. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi juga berakibat kepada mudahnya terjadi penularan serta menyulitkan pemutusan rantai penularan yang terjadi.
Satu hal yang teramat penting namun jarang kita ketahui ternyata kecacingan dapat menimbulkan penurunan fungsi kognitif atau kecerdasan pada anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. Nokes dkk.. dan dr. Che Gani Mohamad dkk. ternyata infeksi cacing cambuk (Trichuris trichiura) secara langsung mengakibatkan penurunan fungsi kecerdasan pada anak-anak. (Fungsi kognitif adalah fungsi yang mengatur kegiatan mendapat pengetahuan serta usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman.)
Secara khusus perlu diperhatikan bahwa tingkat insiden infeksi cacing cambuk dalam 5 tahun terakhir di Indonesia terus meningkat dan pada beberapa tempat telah menempati peringkat teratas. Bahkan di DKI Jakarta, menurut penelitian yang dilakukan oleh salah satu yayasan di Indonesia (dimuat dalam Surat Kabar Kompas, 23 Maret 2002), tingkat insiden infeksi cacing cambuk sudah mencapai 64.7 %.
Cara Penularan
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein per hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing tambang minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat gizi dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup memproduksi 600.000 telur.
Gejala dan Tanda
* Pada kasus infeksi cacing ringan, tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala nyata. Gejala lan yang harus dikenali adalah lesu, tak bergairah, suka mengantuk, badan kurus meski porsi makan melimpah, serta suka menggaruk-garuk anusnya saat tidur karena bisa jadi itu pertanda cacing kremi sedang beraksi. Gangguan ini menyebabkan, kurang zat gizi, kurang darah atau anemia. Berkurangnya zat gizi maupun darah, keduanya berdampak pada tingkat kecerdasan, selain berujung anemia. Anemia akan menurunkan prestasi belajar dan produktivitas. Menurut penelitian, anak yang kehilangan protein akibat cacing tingkat kecerdasannya bisa menurun. Anemia kronis bisa mengganggu daya tahan tubuh anak usia di bawah lima tahun (balita).
* Tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Ascaris pada cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat perforasi usus dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan kematian.
* Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.
Pencegahan Penyakit Cacing Pada Anak
Untuk dapat mengatasi infeksi cacing secara tuntas, maka upaya pencegahan dan terapi merupakan usaha yang sangat bijaksana dalam memutus siklus penyebaran infeksinya. Pemberian obat anti cacing secara berkala setiap 6 bulan dapat pula dikerjakan. Menjaga kebersihan diri (Ian lingkungan serta sumber bahan pangan adalah merupakan sebagian dari usaha pencegahan untuk menghindari dari infeksi cacing. Memasyarakatkan cara-cara hidup sehat, terutama pada anak-anak usia sekolah dasar, dimana usia ini merupakan usia yang sangat peka untuk menanamkan dan memperkenal¬kan kebiasaan-kebiasaan baru. Kebiasaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala merupakan salah satu contohnya.
Beberapa Tips Pencegahan :
* Cucilah tangan sebelum makan.
* Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan baik apabila orangtua meneladani. Dengan mencuci tangan makan akan mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai jalan masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.
* Pakailah alas kaki jika menginjak tanah. Jenis cacing ada macamnya. Cara masuknya pun beragam macam, salah satunya adalah cacing tambang (Necator americanus ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing ini masuk melalui larva cacing yang menembus kulit di kaki, yang kemudian jalan-jalan sampai ke usus melalui trayek saluran getah bening. Kejadian ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran (dari namanya ini kita sudah tahu lah apa artinya; cutaneus: kulit, larva: larva, migrant: berpindah). Nah, setelah larva cacing sampai ke usus, larva ini tumbuh dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah manusia. Oleh sebab itu Anda akan anemia. *Lha wong berbagi darah dan hidup dengan cacing
* Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang terselip di antara kuku Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan mendirikan koloni di sana.
* Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh. Setiap kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di negara kita masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk buang hajat. Dengan perilaku ini maka kotoran-kotoran ini akan liar tidak terjaga, sehingga mencemari lingkungannya. Dan, jika lingkungan sudah cemar, penularan sering tidak pandang bulu. Orang yang sudah menjaga diri sebersih mungkin sekalipun masih dapat dihinggapi parasit cacing ini.
* Bertanam atau Berkebunlah dengan baik. Ambillah air yang masih baik untuk menyiram tanaman. Agar air ini senantiasa baik maka usahakan lingkungan sebaik mungkin. Menjaga alam ini termasuk bagian dalam merawat kesehatan.

* Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil yang baik. Jika air yang digunakan terkontaminasi dengan tinja ma
nusia, bukan tidak mungkin telur cacing bertahan pada kelopak-kelopak tanaman yang ditanam dan terbawa hingga ke meja makan.
* Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air yang mengalir. Mengapa demikian? Ya, agar kotoran yang melekat akan terbawa air yang mengalir, di samping itu nilai gizi sayuran tidak hilang jika dicuci di bawah air yang mengalir. Cara mengolah sayuran yang baik dapat Anda lihat di artikel Cerdas mengolah Sayuran : Menjamin Ketersediaan Nutrisi.
* Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di daerah yang sanitasinya buruk. Perlu dicermati juga, makanan mentah tidak selamanya buruk. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan bahan makanan agar makanan dapat kita makan sesegar mungkin sehingga enzim yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan manfaatnya. Ulasan saya tentang makanan mentah yang menyehatkan dapat dilihat pada artikel Diet Sunda ini.
* Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing atau anjing pada tempat pembuangan khusus
* Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda yang risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan tanah.
Pengobatan
* Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing.
* Intervensi berupa pemberian obat cacing ( obat pirantel pamoat 10 mg / kg BB dan albendazole 10 mg/kg BB ) dosis tunggal diberikan tiap 6 bulan pada anak SD dapay mengurangi angka kejadian infeksi ini pada suatu daerah
* Paduan yang serasi antara upaya prevensi dan terapi akan memberikan tingkat keberhasilan yang memuaskan, sehingga infeksi cacing secara perlahan dapat diatasi secara maksimal, tuntas dan sempurna.
Pencegahan Kecacingan Dalam Keluarga
• Mencuci tangan sebelum makan.
• Gunakan selalu alas kaki.
• Anjurkan pengasuh anak mencuci tangan sebelum memegang anak atau menyuapi anak.
• Cuci sayur-mayur & buah-buahan mentah dengan air mengalir.
• Menutup makanan agar terhindar dari lalat.
• Hindari jajan makanan sembarangan
• Anjurkan anggota keluarga minum obat cacing setiap 3 atau 4 bulan sekali.
• Minumlah obat cacing secara rutin minimal 4 bulan sekali untuk seluruh keluarga
• Pilihlah obat cacing yang dapat membunuh semua jenis cacing, terutama yang perlu diperhatikan adalah kemampuannya membasmi cacing cambuk
Tips dan Saran
Kapan Anda perlu waspada anak terkena infeksi cacing ?
• Berat badan anak tidak sesuai dengan umur
• Anak menjadi tidak nafsu makan, lemah, lesu, pucat, tidak bergairah dan mudah lelah.
• Anak mengeluh sulit mengerti pelajaran di sekolah.
• Anak mengeluh gatal-gatal di sekitar anus terutama pada malam hari.